Sabtu, 21 Maret 2009

Belajar Dari Sifat Alam

Unsur pokok yang terdapat di jagad raya antara lain : Bumi atau bantala, Laut atau Samudra, langit atau Angkasa, matahari atau Surya, Bulan atau Candra, Bintang atau Kartika, Angin atau Maruta dan Api atau Dahana.

Masing-masing unsur jagad raya tersebut memiliki sifat sendiri-sendiri. Sifat dari masing-masing unsur jagad raya inilah yang harus kita ketahui dan kita miliki sehingga menjiwai kehidupan jasmani maupun rohani kita.

Sikap jiwa dan perilaku kehidupan yang identik dengan sifat unsur pokok yang ada di jagad raya, kiranya dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam petunjuk pelaksanaan Aturan Kejadian.

Melalui tekad untuk “kembali ke alam” bukan sekedar tekad untuk menjaga kelestariannya, namun juga dapat meniru sifat alam sehingga menjiwai sikap jiwa dan perilaku hidup kita.

Sifat Bumi (Bantala) : Senantiasa memberi manfaat bagi makhluk hidup.
Sekalipun bumi dicangkul, dibajak, ditraktor, diinjak-injak, digali dan sebagainya, namun bumi senantiasa memberi manfaat bagi makhluk hidup.

Penerapan dalam hidup:
Dalam hidup adakalanya kita dicemooh, diejek, tidak dihargai, dituduh berbuat yang bukan-bukan bahkan difitnah. hati kecil ingin berontak untuk melawan atau ingin balas dendam, demi mempertahankan harga diri serta nama baik. Bila kita merasa telah menyertakan Tuhan dalam Setiap perbuatan, dan bersandar sepenuhnya pada kekuasaan dan penguasaan Tuhan semata tentunya kita akan mampu mengendalikan diri kita.
Sikap jiwa tetap tenang karena semuanya telah kita serahkan pada pengaturan Tuhan. Kita tetap harus bersikap baik terhadap mereka yang berbuat aniaya pada diri kita. Kita harus mampu meniadakan kebencian dan dendam serta harus mampu mengambil hikmah dari setiap peristiwa untuk kita jadikan sebagai pelajaran hidup. Hukum kekuasaan Tuhan yang sifatnya universal akan bekerja untuk menciptakan keadilan. Betapapun pahitnya sikap dan perlakuan terhadap diri kita, namun pola pikir, sikap jiwa dan tindakan kita harus tetap selaras dengan Aturan Kejadian. Harus tetap membuat indah dan tetap menjaga persatuan.

Sifat Lautan (Samudra) : Tetap tenang dan mampu menampung apa saja.
Lautan akan menampung semua air yang ditumpahkan oleh beribu-ribu sungai. Di samping air bersih juga air yang kotor. Segala jenis sampah dan kotoran bahkan bangkaipun akan ditampungnya. Namun begitu keadaan laut tetap saja tenang dan tidak meluap, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Penerapan dalam hidup :
Kita juga harus mampu menampung segala bentuk pujian, kritik, saran, celaan dan umpatan. Semua itu merupakan kenyataan hidup yang tidak bisa dihindari. Dengan berpegang teguh pada Aturan Tuhan atau Aturan Kejadian sebagai konsepsi Tuhan yang sifatnya kekal, universal dan mutlak, kita akan tetap memiliki keteguhan. Keberhasilan dalam usaha kenaikan pangkat, promosi jabatan dan berita gembira lainnya, tidak membuat sikap dan perasaan terlalu senang berlebihan sehingga lupa diri. Sebaiknya dalam menghadapi kegagalan, kritikan yang pedas, perlakuan tidak adil dsb; kita tidak larut dalam kesedihan. Apapun yang menimpa diri kita tidak akan membuat gejolak jiwa. Sikap hidup yang kita tampilkan tetap sepeti biasa, seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa dalam diri kita. Dengan keteguhan jiwa karena berpegang pada aturan yang kekal, kita memiliki kepribadian yang kokoh dan mandiri. Tidak cepat terpancing isu-isu yang dapat memecah belah kerukunan, tidak mempan oleh hasutan dan tidak larut dalam kegembiraan atau kesedihan.

Sifat Langit (angkasa) : Sebagai pengayom atau pelindung.
Di atas kehidupan yang ada di bumi ini, langit atau angkasalah yang seolah-olah melindungi dan memberikan pengayoman pada kehidupan di Bumi.

Penerapan dalam hidup :
Manusia sebagai pengemban amanah Allah yang sekali¬gus dijadikan partner Tuhan untuk turut membangun dunia ini agar terasa indah,dan membuat kehidupan terasa nikmat, aman, damai dan sejahera. Disini terkandung suatu, misi bahwa keberadaan manusia juga dimaksudkan sebagai pelindung atau pengayom dari kehidupan mahluk yang lain agar tidak punah. Disini lain manusia juga harus bisa menjadi pelindung kaumnya yang lemah,yang membutuhkan perhatian dan uluran tangan.Kehidupan didunia ini akan terasa indah nikmat manakala manusia dapat saling hidup berdampingan secara rukun dan,damai, serta mampu menjadi pengayom bagi kehidupan rnahluk lainnya. Maknanya agar tetap menjaga kelestarian dan keseimbangan Iingkungan. Hidup berdampingan secara rukun dan damai dapat kita wujud¬kan bilamana setiap individu mengerti akan misi hidup-nya di dunia.

Sifat Matahari (Surya) : Memberi terang dan memberi manfaat bagi kehidupan.
Kiranya bisa kita bayangkan betapa gelapnya kehidupan di Bumi tanpa hadirnya sinar Matahari. Kehadiran matahari selain sebagai sumber terang juga sangat memberi manfaat bagi kehidupan mahluk di Bumi. Tidak ada makhluk hidup yang tidak membutuhkan sinar Matahari.

Penerapan dalam hidup :
Keberadaan manusia di dunia ini dapat menjadi sumber terang dan harus bermanfaat bagi sesama maupun lingkungan.

Maknanya
Kepandaian berdakwah yang dimilikinya harus diarahkan untuk membimbing kaumnya menuju Kebenaran. Sehingga membuat jiwa menjadi terang serta mengerti akan asas dan tujuan. Mengerti misi yang harus dijalankan selagi hidup, bukan menjadikan kaumnya hidup terkotak-kotak dengan pandangan hidup yang sempit, dimana pada akhirnya akan hanya akan melahirkan perbedaan paham dan permusuhan. Bagi mereka yang memiliki keahlian tertentu harus mampu memanfaatkan karuniaTuhan tersebut untuk kepentingan orang banyak.

Demikian pula mereka yang memiliki kekayaan sebagai anugerah Tuhan. harus mampu memanfaatkan untuk membantu orang yang membutuhkan uluran tangan. Sehingga keberadaannya dalam kehidupan di dunia ini benar-benar bermanfaat bagi banyak orang.

Sifat Bulan (Candra) : Cahayanya terasa teduh dan menyejukkan.
Cahaya Bulan dirasakan sebagai penerang yang sekaligus membuat rasa teduh dan sejuk di kala malam hari. Kehidupan siang hari yang dirasa panas oleh teriknya sinar Matahari, berubah total menjadi kehidupan yang terasa teduh dan sejuk oleh pancaran sinar bulan.

Penerapan dalam hidup :
Kita juga harus mampu menumbuhkan Kasih dari dalam jiwa kita. Karena kasih adalah salah satu wajah jiwa kita. Karena kasih adalah salah satu wajah Tuhan. Bila kasih yang selalu tumbuh dalam jiwa seseorang, maka pancaran sinar Kasih ini akan membawa kesejukan dan keteduhan bagi orang-orang yang berada di sekitar kita. Raut mukanya selalu tampak ceria dan menampilkan keramahan, sikap dan tindakannya penuh sopan_santun dan tutur katanya pun enak untuk didengar. Kehidupan jiwa yang selalu ditumbuhi Kasih hanya akan menampilkan keindahan semata. Karena kasih sifatnya memberi tanpa mengharapkan balas jasa.
Refleksi dari kasih.hanya keindahan semata!

Sifat Bintang (Kartika) : Memberi petunjuk jalan dan rasa keindahan.
Di kala malam gelap, hadirnya bintang di langit mampu memberi pentunjuk bagi mereka yang berada di kegelapan malam. Taburan Bintang dengan sinarnya yang berkerlap-kerlip juga memberi keindahan tersendiri bagi mereka yang bisa menikmatinya.

Penerapan dalam hidup
Sekecil apapun peran kita dalam tatanan kehidupan ini, namun hendaknya kita tetap dapat mengisi hidup ini agar bermanfaat bagi orang lain. Beramal hakikatnya tidak hanya bersedekah harta, tetapi turut serta memikirkan kesusahan dan kesulitan orang lain, memberi saran atau nasihat, sesungguhnya merupakan amal pebuatan yang baik. Karena sesungguhnya kegelapan hidup tidak selalu akibat kurangnya harta. Maka saran serta nasihat yang mampu membuka tabir kegelapan dapat menjadi petunjuk jalan dan sekaligus dapat memberi rasa keindahan tersendiri. Setiap orang yang telah berada di jalan Tuhan dan jiwanya dipenuhi oleh Kasih akan mampu memberi petunjuk jalan keluar bagi sesamanya yang masih meraba-raba dalam kegelapan.


Sifat angin (Maruta) : Memberi rasa sejuk.
Desiran angin marnpu menembus celah-celah yang sempit untuk memberikan rasa sejuk.Kehadiran angin sangat diharapkan oleh mereka yang sedang kepanasan.

Penerapan dalam hidup :
Sekali lagi kita harus mampu menumbuhkan Kasih dari dalam jiwa kita. Getaran kasih ini akan mampu ditangkap oleh semua makhluk hidup. Kasih juga mampu menembus dinding setebal apapun. Getarannya merambat kemana-mana tanpa terikat oleh ruang dan waktu, serta mampu meluluhkan sikap angkara murka, congkak dan kesombongan. Semua makhluk hidup yang mampu merasakan getaran Kasih akan merasakan adanya kehidupan yang sejuk. Seorang yang memiliki sifat pemarah apabila kita hadapi dengan Kasih akan berubah dan bersikap baik. Orang yang sombong dan angkuh karena kekuatan atau kekuasaannya yang dimilikinya, apabila kita hadapi dengan Kasih menjadi seolah-olah tidak berdaya.

Karena sifat-sifat negatif yang mengendap pada diri seorang telah membuat kehidupan jiwanya terasa panas. Hanya dengan getaran Kasih kita akan menyentuh kehidupan jiwanya Sehingga terasa sejuk.

Dari uraian di atas, kiranya dapat disimpulkan bahwa untuk membentuk sikap jiwa yang benar selaras dengan Aturan Kejadian, harus kita wujudkan melalui :

1. Berusaha untuk selalu menumbuhkan Kasih di dalam jiwa kita. Bila yang tumbuh dan berkembang,dalam jiwa hanya kasih semata, maka hanya irama Ilahi saja yang selalu berkumandang dari dalam jiwa kita Berkumandangnya irama Ilahi dari dalam jiwa akan membuat pikiran merasa puas dan jinak, sehingga mudah untuk kita kendalikan. Disamping itu kita juga memiliki kemampuan untuk menyaring segala sesuatu yang kita anggap baik dan pantas untuk dijadikan input dan diolah oleh pkiran. Sedang hal-hal yang negatif sifatnya, tetap kita tampung, namun cukup kita taruh di "dengkul” saja. Jangan sampai menjadi input dan mengendap dalam karena akan merusak dan meracuni kehidupan jiwa.

2. Jiwa sesungguhnya menjadi unit setiap kegiatan. Maka bila jiwa dipenuhi oleh Kasih. Pola pikir, sikap dan perbuatan akan selaras dengan kehendak Tuhan. Karena. Kasih itu sendiri sesungguhnya adalah wajah Tuhan Dan refleksi Kasih selalu yang indah-indah. Bila seseorang dalam kehidupannya cenderung untuk menampilkan sikap,pola pikir dan tindakan permusuhan dan membuat cerai berai sudah dapat dipastikan bahwa bukan Kasih yang,berkumandang dari dalam jiwanya.

3. Berusaha untuk mengisi kehidupan agar dapat memberi manfaat bagi sesamanya.
Terhadap orang lain yang berbuat aniaya pada diri kita, keberadaan kita tetap harus bermanfaat baginya. Karena Kasih tidak mengenal balas dendam, Hukum kekuasaan Tuhan yang sifatnya universal akan senantiasa bekerja untuk menciptakan keadilan.

4. Kita harus menerima sesuatu yang menyenangkan atau tidak menyenangkan. Karena semuanya merupakan kenyataan hidup, semuanya harus kita tampung tanpa membuat gejolak dalam hidup. Karena kita telah memiliki keteguhan jiwa. Jiwa yang teguh dapat kita miliki manakala kita mampu untuk selalu berpegang teguh pada AturanTuhan (= Aturan Kejadian). Berpegang teguh pada Aturan Kejadian berarti kita menyandarkan sepenuhnya pada kekuasaan dan penguasaan Allah semata. Setiap langkah perbuatan kita harus menyertakan Tuhan.

5. Harus mampu menjadi partner Tuhan untuk senantiasa membangun dunia, agar terasa indah dan Wujud pelaksanaannya : tidak merusak persatuan dan kesatuan dan harus senantiasa hidup berdampingan secara rukun dan damai. Kita harus mampu menjadi pengayom atau pelindung bagi kelangsungan mahluk hidup yang lain. Artinya kita harus tetap menjaga kelestarian dan keseimbangan Iingkungan.

6. Apapun yang kita miliki tidak lain karena rachmat dan anugerah Tuhan. Keahlian dalam bidang tertentu, kekayaan, pangkat maupun jabatan harus dapat kita manfaatkan untuk meningkatkan bobot pengabdian kita kepada Tuhan. Sehingga peran kita dalam hidup mampu memberi terang dan manfaat bagi sesama.

7. Cahaya orang yang jiwanya diliputi oleh Kasih akan mampu memancarkan kesejukan dan keteduhan bagi orang-orang yang berada disekitarnya. Raut wajahnya yang selalu ceria, sikapnya yang penuh sopan santun, tutur katanya yang terang dan enak untuk didengar membuat rasa simpati bagi lingkungannya.

8. Pengalaman dan pengetahuannya tentang hidup hendaknya selalu siap untuk di amalkan bagi kepentingan sesama sebagai wujud pengabdian, serta mampu memberi penunjuk jalan bagi mereka yang sedang berada dalam kegelapan jiwa. Orang yang sedang dalam kegelapari jiwa, sulit untuk dapat menemukan jalan keluar atau memecahkan persoalannya sehingga tidak jarang mereka berada diambang keputusasaan ataupun mencari pelarian ke sisi jalan yang negatif sekedar untuk melupakan kenyataan hidup. Sikap seperti ini sebagai akibat ketidak tahuan akan asas dan tujuan hidup.

9. Getaran jiwa yang dilandasi oleh Kasih akan meresap kemana-mana dan dapat ditangkap oleh semua mahluk hidup. Kenyataan ini akan membuat. Kesejukan bagi kehidupan disekelilingnya. Sekalipun kita secara tak sengaja berhadapan dengan binatang buas ataupun binatang berbisa, insya Allah mereka tidak akan menyerang kita, karena pancaran jiwa kita tidak mengandung permusuhan. Dalam hal kita berternak ataupun hobi berkebun maka getaran kasih inipun akan mampu ditangkap dan dirasakan oleh binatang maupun tumbuh-tumbuhan. Hasilnya akan dapat kita saksikan dan rasakan.

Ketenangan Bathin & Kenikmatan Hidup

Apa artinya hidup?

Hidup tidak mempunyai arti apabila kita sendiri tidak dapat merasakan indah dan nikmatnya hidup. Mau makan makanan yang lezat tidak boleh karena mengandung kadar kolesterol tinggi, makan makanan yang pedas dan merangsang juga tidak boleh karena penyakit darah tinggi, atau gangguan pada jantung. Terlalu banyak yang harus dipantang, sehingga pikirannya selalu dikondisi oleh kekhawatiran dan ketakutan.

Dalam kondisi seperti ini dimana manusia selalu dihadapkan pada berbagai macam pantangan, derita akibat berbagai macam penyakit serta kekhawatiran dan ketakutan yang kurang beralasan, maka cara terbaik adalah melihat ke dalam dirinya sendiri dan berusaha untuk dapat menemukan inti serta sumber kehidupan yang juga merupakan benih kejadian dirinya. Namun biasanya dalam situasi seperti ini sulit untuk dilakukan karena telah menumpuknya beban pikiran dan bathin.

Kegiatan olah jiwa tidak dapat diibaratkan seperti orang makan cabe. Berbagai macam makanan begitu digigit dapat dirasakan rasa pedasnya! Namun olah jiwa dapat diibaratkan sebagai air putih yang ditaruh di dalam gelas, dan sedikit demi sedikit dituang gula, Warnanya masih tetap putih namun rasanya sudah menjadi manis. Manfaat siraman rohani dari sedikit demi sedikit memang belum terasa dalam kehidupan lahir. Tetapi yang pasti konstruksi jiwa telah bertambah kokoh, sehingga mulai tidak tergoyahkan oleh pengaruh luar. Disini faktor penguasaan dan pengendalian diri seseorang sudah mulai meningkat.

Kegiatan olah jiwa meliputi:

1. Olah pikir atau logika

2. Olah Cipta atau Etika

3. Olah Rasa atau Estetika

Melalui olah pikir atau logika dimaksudkan agar kita bisa membedakan yang benar dan salah. Melalui olah cipta (etika) dimaksudkan agar kita dapat membedakan antara yang baik dan jahat, sedang melalui olah rasa (estetika) diharapkan kita dapat membedakan yang indah dan yang buruk. Pada dasarnya olah jiwa yang dilaksanakan di Perguruan Panca Daya dimaksudkan untuk membentuk sikap jiwa yang benar menuju terwujudnya. konstruksi jiwa yang kokoh atau rumah mental yang kokoh dan tidak tergoyahkan oleh pesona dunia dan tidak lekang di terpa panas, tidak lapuk diguyur hujan


Untuk itu setiap insan Panca Daya diharapkan mampu menemukan kunci rahasia dibalik petunjuk Tuhan, dengan meng­gunakan kemampuan daya pikir atau penalarannya sebagaimana yang biasa digunakan oleh orang-orang yang hidup di jaman modern. Bukan sekedar mengikuti kebiasaan yang dilakukan oleh orang banyak.

Untuk dapat menemukan kunci rahasia ayat-ayat-Nya, ada tiga prinsip dasar yang harus digunakan. antara lain :

1. Menggunakan logika yang telah disempurnakan menurut ilmu pengetahuan. Jadi bukan logika alami.

2. Selalu harus berpegang pada prinsip identitas. Maksudnya bahwa identitas Tuhan itu yang Maha Baik. Semua yang terlahir dari ide Tuhan pasti baik hasilnya. Bila hasilnya ternyata tidak baik maka pasti bukan berasal dari Tuhan,

3. Kita harus berlaku jujur, minimal jujur pada diri sendiri. maknanya: apabila yang kita ketemukan ternyata berbeda dan bahkan mungkin bertentangan dengan yang selama ini kita ketahui maka kita harus konsekuen untuk mau merubahnya.

Melalui cara tersebut dikandung suatu ajakan agar dalam memahami sesuatu kita jangan hanya bergerak di kulit luarnya saja, namun dengan kemampuan nalar atau akal budi kita harus mampu mengupas kulit luarnya agar dapat menemukan daging buah maupun bijinya untuk dinikmati sebagai anugerah Tuhan. Dengan mengerti kunci rahasia yang ada dibalik ayat-ayat-Nya, akan dapat mengungkapkan segala sesuatu yang selama ini kita anggap sebagai misteri kehidupan.

Merawat Tenaga Dalam

Setelah seseorang menerima pembangkitan Tenaga Dalam untuk pertama kali dan selanjutnya, kita wajib memeliharanya dengan cara memperbanyak dan meningkatkan ibadah atau pengabdian kita kepada Tuhan YME di mana sasarannya adalah masyarakat dan alam semesta.

Dalam usaha meningkatkan bobot atau kualitas ibadah kita kepada Tuhan, kriteria yang kita pakai sebagai ukuran adalah Aturan Kejadian yang telah kita ketahui sebagai konsepsi Tuhan yang sifatnya kekal, universal dan mutlak. Dimana dalam tata lahirnya bersifat : memperindah, mempersatu dan memperbanyak.

Kegiatan atau sikap dan perilaku kehidupan yang harus kita lakukan antara lain :

1. Melatih untuk selalu berpikir yang positif. Berpikir tentang kesuksesan dan jangan berpikir tentang iri, kesulitan dan kegagalan. Berpikirlah tentang kesehatan dan jangan berpikir tentang berbagai macam penyakit. Berpikirlah tentang kerukunan, kegotong-royongan dan persatuan serta kesatuan, jangan berpikir tentang pembalasan dendam, mengadu domba, menjelekkan orang lain ataupun hal-hal yang dapat membuat cerai berai. Berpikirlah tentang kesejahteraan hidup dan jangan berpikir tentang kesulitan hidup. Sebab semua pikiran yang intensif, itulah yang akan dijadikan menjadi kenyataan oleh Tenaga Dalam kita. Hendaknya dimengerti dan diingat bahwa fungsi pikiran dapat diibaratkan sebagai penjaga gerbang utama. Untuk itu perlu tindakan selektif agar pikiran tidak diracuni oleh hal-hal yang sifatnya negatif dan merusak.


2. Sikap dan tindakan untuk dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan, dengan jalan meniadakan benih-benih perpecahan sekecil apapun. Termasuk usaha menyebarkan isyu-isyu, menghasut, dan tindakan tercela lainnya harus dihindari.

3. Meningkatkan sikap dan kepedulian kita pada keselamatan, kepentingan dan penderitaan orang lain. Baik dalam pola pikir, sikap dan tindakan.

4. Menumbuhkan rasa cinta akan kebersihan dan keindahan lingkungan.Termasuk disini usaha untuk turut melestarikan dan menjaga keseimbangan lingkungan.

5. Kegiatan dan usaha lain yang dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia, termasuk usaha untuk memanusiakan diri kita sendiri dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Dalam tahap awal semua sikap, tindakan dan pola pikir sebagaimana yang diuraikan di atas sudah cukup untuk digunakan sebagai perawatan Tenaga Dalam. Karena semua aktivitas tersebut, baik menyangkut sikap, jiwa tindakan serta pola pikir telah diarahkan untuk kepentingan orang banyak dan juga lingkungan.

Sabtu, 14 Maret 2009

PENGURUS PUSAT & DEWAN PENDEKAR

Pengurus Pusat

Kepengurusan PPS Panca Daya yang aktif saat ini adalah sebagai berikut:
  • Ketua Umum : Mayjen. Purn. H. R. Pramono
  • Ketua Harian : Irjen. Pol. (P). Dr. H. Hadiman
  • Wkl Ketua Harian : Marsma Pur. Donan Sunanto, SiP
  • Sek. Umum : Sutardjo, SE, CFE
  • Wkl. Sek. Umum : Diah KW, SE
  • Hubungan Masyarakat : Dr Muhammad Nursalam
  • Koordinator Bidang I : Kol. Mar. Pur. Murjoko
  • Ketua Bid I, Litbang : Bambang Harnanto
  • Ketua Bid II, DikLat : Kol. SUS. M. A. Linggaprana
  • Koordinator Bidang II : Kusmartono
  • Ketua Bid III. Pembinaan Mental Spiritual : Kusmartono
  • Ketua Bid IV. Umum : Sutardjo, SE, CFE
Dewan Pendekar

Dewan Pendekar adalah para pesilat senior yang telah menguasai jurus-jurus silat Panca Daya. Silat Panca Daya terdiri atas 5 jurus dasar (tenaga Dalam) dan 25 jurus Cibatok, serta Silat Depok. Sekarang ini Dewan Pendekar terdiri atas:
  • I Made Wirawan
  • Kol. Pur. Sidharta

Outbound Training & Education Team
  • Ricky William
  • Wilang
  • Berry

MENGENAL INTI TENAGA DALAM SEJATI

Setiap orang yang terdaftar sebagai anggota Panca Daya umumnya akan diberikan lembaran yang berjudul Suara Pribadi. Lembaran Suara Pribadi ini bukan amalan yang wajib dihafal oleh setiap anggota, namun dimaksudkan agar dibaca perlahan-lahan sambil direnungkan agar para anggota dapat memperoleh pengertian dasar akan Tenaga Dalam Sejati.

Disitulah sesungguhnya INTl dari Tenaga Dalam Sejati yang kemudian diuraikan dan dijabarkan dalam berbagai judul buku. Selain untuk mendukung pengertian para anggota juga agar para anggota lebih mantap dalam usahanya untuk menggali dan menguasai Tenaga Dalam Sejati.

Namun secara kenyataan sangat sedikit anggota yang mengetahui hal ini, bahkan banyak diantara anggota belum sempat membaca, atau belum pernah membaca bahkan mungkin tidak tertarik untuk membaca Suara Pribadi.

Mungkin sekali disebabkan karena hal ini sifatnya bukan amalan yang wajib dihafal, sehingga membuat seseorang menjadi kurang tertarik. Atau ada kemungkinan sangat sulit untuk memahami isinya, atau karena kurangnya penjelasan dari pihak pengurus dan masih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan yang perlu diketahui.

Di sisi lain ada sebagian kecil anggota, setelah menerima dan membacanya, seolah-olah merasa gembira sekali. Ada pula yang sampai meneteskan air matanya menahan rasa haru yang bercampur kegembiraan. Anggota tersebut merasa menemukan sesuatu yang selama bertahun-tahun dicarinya belum pernah ditemukan. Kegembiraannya saat itu dilukiskan sebagai kegembiraan yang paling dalam dan mengesankan dalam hidupnya. Semua itu merupakan fenomena dari dorongan hasrat dan keinginan manusia sesuai perkembangan jiwa dan kehidupan rohaninya, untuk menemukan diri yang sejati. Kami menyadari bahwa untuk mengerti isi dan Suara Pribadi tersebut tidaklah mudah. Bahkan boleh dibilang terlalu sulit untuk kebanyakan orang.

Diharapkan melalui seringnya membaca sambil direnungkan, sedikit demi sedikit ada sesuatu yang dapat terserap ke dalam jiwa yang seianjutnya dapat memberi manfaat dikala harus menghadapi masalah hidup. Pengertian yang mengendap dalam jiwa tersebut suatu saat akan muncul memberi informasi atau saran di kala kita menghadapi masalah atau harus cepat mengambil keputusan. Kejadian ini lazim disebut sebagai bisikan dari dalam diri kita.

TUJUH KALI PEMBANGKITAN

Aturan yang berlaku di Perguruan Panca Daya menyebutkan bahwa Pembangkitan Tenaga Dalam dilaksanakan secara bertahap sehingga mencapai jumlah tujuh kali. Setelah selesainya pembangkitan yang ketujuh, secara bersama-sama mereka akan dikukuhkan dalam suatu acara yang langsung dipimpin oleh Sesepuh Panca Daya.

Angka tujuh tersebut disesuaikan dengan proses terjadinya Jagad Raya yang tercipta dalam enam kurun waktu atau lazim disebut sebagai enam hari, dimana pada kurun waktu ketujuh atau lazim disebut sebagai hari sabat, Tuhan beistirahat di atas arassynya. Peningkatan pembangkitan Tenaga Dalam dari satu kedua, dua ketiga dan seterusnya hingga sampai tahapan ketujuh bukan merupakan peningkatan kernampuan Tenaga Dalam seseorang, namun semata-mata dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran anggota untuk lebih mendekatkan dirinya kepada Tuhan. Hendaknya selalu diingat bahwa setiap kebangkitan Tenaga Dalam senantiasa berkaitan dengan Kesucian.

Di samping itu dengan adaya peningkatan Pernbangkitan Tenaga Dalam juga dirnaksudkan agar arus bekerja Tenaga Dalam semakin sempurna. Namun untuk perawatan Tenaga Dalam melalui usaha untuk selalu meningkatkan iman terus dilakukan.

Jumlah pembangkitan Tenaga Dalam sama sekali tidak mempengaruhi kemampuan Tenaga Dalam seseorang. Jadi, bukan masalah atau banyaknya pembangkitan Tenaga Dalam yang dijadikan sebagai ukuran kekuatan Tenaga Dalam, seseorang namun sejaah mana seseorang mengerti akan hakekat dari Pembangkitan Tenaga Dalam itu sendiri serta berbagai aspek yang berkaitan erat dengan kebangkitan Tenaga Dalamnya. Antara lain (1) Keyakinan, (2) Penguasaan dan (3) Pengendalian Diri serta (4) Cara-cara Peningkatan Iman.

Banyaknya anggota beranggapan bahwa makin banyak pembangkitan makin hebat kemampuan. Tenaga Dalamnya. Oleh karena berbagai macam cara akan ditempuhnya. Bahkan bila perlu melalui cara yang kurang terpuji pun akan ditempuhnya. Sikap pengertian seperti ini sungguh keliru dan justeru merugikan dirinya.

Pembangkitan Tenaga Dalam bukanlah jaminan bahwa seseorang senantiasa akan selamat dari marabahaya dan terbebas dari segala macam penyakit. Yang dapat memberi jaminan keselamatan sesungguhnya adalah pengertian dan penghayatan akan hakikat dari Tenaga Dalam itu sendiri, keyakinan yang mentap (tanpa rasa was-was).

Meski baru sekali dibangkitkan bila kedua syarat tersebut telah dimengerti dan dikuasai maka daya kemarnpuan Tenaga Dalarmya akan dapat dimanfaatkan untuk memberi perlindungan dan keselamatan dirinya.

Sebaliknya, sekalipun telah tujuh kali dibangkitkan bahkan telah dikukuhkan namun belum mengerti dan menguasai ketiga hal tersebut di atas mungkin kurang banyak manfaat yang diperoleh lewat kemarnpuan Tenaga Dalam yang dimilikinya. Kemungkinan mengalami kegagalan dalam penerapan Tenaga Dalam sangat besar sekali.

Sabtu, 07 Maret 2009

CITRA MANUSIA PANCA DAYA

1. Pengamal dan Pengaman Pancasila
2. Penegak Kebenarandan Keadilan
3. Menjunjung tinggi dan mengembangkan rasa kasih sayang terhadap sesama makhluk Tuhan
4. Konsekuen dalam satunya kata dan perbuatan
5. Rendah hati, sopan santun, dan sabar
6. Mampu menjadi panutan bagi lingkungannya
7. Tekun dalam menuntut ilmu pengetahuan demi peningkatan harkat dan martabat bangsa

Mengenal PPS Panca Daya

PPS Panca Daya didirikan di Depok tanggal 1 November 1989.

Tujuan didirikan PPS. Panca Daya
1. Untuk ikut serta memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat,
2. Untuk ikut serta melestarikan dan mengembangkan kebudayaan asli bangsa sendiri, khususnya Seni Beladiri Pencak Silat, termasuk nilai-nilai luhur yang terdapat di dalamnya, dan
3. Untuk ikut membentuk manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan PANCASILA dan UUD 1945.

Aktivitas PPS Panca Daya
Manusia terdiri dari jiwa dan raga,dua sisi dari hidup manusia yang saling menggenapi. Masing-masing mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, tetapi keduanya juga membutuhkan pegangan untuk kepentingan bersama, yaitu agar keduanya tetap bersatu setidak-tidaknya selama mungkin, sehingga dapat memperpanjang usia dan
membuat diri awet muda. Oleh karena itu, di samping berolahraga kita pun berolah jiwa. Secara umum yang termasuk olah jiwa adalah:
1. Olah Cipta (logika) : untuk membedakan antara yang benar dan yang salah
2. Olah Rasa (estetika) : untuk membedakan antara yang indah dan yang buruk
3. Olah Karsa (etika) : untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat.

5 Jurus Dasar PPS Panca Daya:
1. Daya Umum
2. Daya Tolak
3. Daya Tarik
4. Daya Sirep/Merobohkan
5. Daya Angkat

PANCA DAYA GS FAIR 2006

Dalam rangka merayakan hari jadi sesepuh kita Bapak R. Gondo Soewandito, pada tgl. 13 – 14 Mei 2006 yang lalu PPS Panca Daya Pusat mengadakan acara Panca Daya GS Fair 2006 yaitu suatu kegiatan bakti sosial berupa penyembuhan ala Panca Daya, bazaar aneka makanan dan produk, seminar penyembuhan, lomba fashion show dan mewarnai, serta peragaan silat PPS Panca Daya.


Acara ini diselenggarakan di TK Panca Daya Jl. R. Saleh (studio alam) No. 52 Depok dan dihadiri oleh Bapak Pramono (Ketua PPS Panca Daya Pusat), Bapak Hadiman (Ketua Harian PPS Panca Daya Pusat), Ibu Gondo, Bapak Kusmartono (Ketua Bidang Mental Spiritual PPS Panca Daya Pusat), Bapak dan Ibu Sentono, Ibu Moesigit, Bapak dan Ibu Moerjoko, Bapak Nyoman, serta anggota-anggota PPS Panca Daya dari berbagai cabang. Acara dimulai pada Pukul 8 pagi diawali dengan lomba Fashion show dan lomba melukis/mewarnai untuk anak TK se-kota Depok. Kemudian acara dilanjutkan dengan peragaan jurus silat dari Cab. Univ. Pancasila dan Cab. Tasikmalaya.Pada esok harinya diadakan seminar tentang penggunaan tenaga dalam PPS Panca Daya untuk penyembuhan diri sendiri dan orang lain. Acara dimeriahkan dengan hiburan musik, bazaar, gendang pencak dan peragaan silat dari Cab. Tasikmalaya. RW*)